A.
Pengertian Perubahan Iklim
Global Iklim merupakan sintesis kejadian cuaca selama kurun
waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan
nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate
Conference, 1979). Sedangkan menurut Paulus Winarso (2007) iklim adalah
rata-rata kondisi fisis udara(cuaca) pada kurun waktu tertentu (harian,
mingguan, bulanan, musiman dan tahunan yang diperlihatkan dari ukuran catatan
unsur-unsurnya (suhu, tekanan, kelembaban, hujan, angin, dan sebagainya).
Menurut Hidayati (2007) studi tentang iklim mencakup kajian
tentang fenomena fisik atmosfer sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan
kimiafisik yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan bumi. Keduanya
saling mempengaruhi, aktivitas atmosfer dikendalikan oleh fisiografi bumi, dan
fluktuasi iklim berpengaruh terhadap aktivitas di muka bumi. Iklim selalu
berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan iklim akan
membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan maupun
siklus beberapa tahunan . Selain perubahan yang berpola siklus, aktivitas
manusia menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala
global maupun skala lokal.
Menurut Kolaborasi Bali Climate Change (2007) Perubahan
Iklim Global adalah perubahan pola perilaku iklim dalam kurun waktu tertentu
yang relatif panjang (sekitar 30 tahunan). Sedangkan menurut Agus Winarso
(2007) Perubahan Iklim Global adalah perubahan unsur-unsur iklim (suhu,
tekanan, kelembaban, hujan, angin,dan sebagainya) secara global terhadap
normalnya. Ini bisa terjadi karena efek alami. Namun, saat ini yang terjadi
adalah perubahan iklim akibat kegiatan manusia. Perubahan iklim terjadi akibat
peningkatan suhu udara yang berpengaruh terhadap kondisi parameter iklim
lainnya. Perubahan iklim mencakup perubahan dalam tekanan udara, arah dan
kecepatan angin, dan curah hujan.
A.
Penyebab
Perubahan Iklim
Penyebab perubahan iklim global seharusnya dibiarkan terjadi
secara alami. Namun, campur tangan manusia terhadap alam semesta telah
mempercepat perubahan tersebut secara signifikan. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC), sebuah wadah diskusi Internasional yang khusus menyoroti
tentang perubahan iklim dunia, pada 2007 lalu telah menyatakan secara eksplisit
apa yang terjadi muka bumi ini. Di antaranya isu pemanasan global yang telah
dan sedang terjadi saat ini, temperatur bumi yang makin meningkat sebagai
dampak dari tangan-tangan manusia.
Perubahan iklim menunjuk pada adanya perubahan
pada iklim yang disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan
manusia yang mengubah komposisi atmosfer global dan juga terhadap variabilitas
iklim alami yang diamati selama periode waktu tertentu.
Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) adalah lepasnya
GRK ke atmosfer pada suatu area dan dalam jangka waktu tertentu. GRK sangat
berguna bagi bumi untuk menjaga permukaan bumi agar tetap hangat. Namun, akibat
GRK yang berlebihan terjadilah penumpukkan GRK, Emisi GRK yang
disebabkan oleh kegiatan manusia telah mengakibatkan adanya penebalan selubung
tersebut, sehingga banyak panas yang terperangkap dan memicu timbulnya
pemanasan global. Apa saja kegiatan manuasia yang dapat memicu meningkatnya
emisi GRK ? Ada dua jenis kegiatan manusia yang memberikan kontribusi terbesar
terhadap peningkatan emisi GRK yaitu industri dan pertanian.
1. Industri
Pembakaran bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energi
telah meningkatkan gas-gas rumah kaca. Pembangkit-pembangkit listrik berbahan
bakar minyak bumi dan batu bara, serta mesin-mesin kendaraan bermotor banyak
melepaskan sejumlah gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2),
sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen
oksida (NOx) ke atmosfer. Penggunaan Klorofluorokarbon/KFK (Chlorofluorocarbon
(CFC) pada penyejuk udara (air conditioner) dan lemari es (refrigerator)
menjadikan gas CFC ikut dilepaskan ke atmosfer. Gas CFC juga dilepaskan ke
udara pada saat lemari es dan air conditioner rusak dan ditumpuk sebagai
sampah. Lebih jauh, pemanasan global ini mengakibatkan penipisan lapisan ozon.
2. Pertanian
Pertanian berkaitan dengan kegiatan bercocok tanam dan
penggembalaan. Kegiatan penanaman di sawah dan penggembalaan ternak
menghasilkan gas metana (CH4) yang dilepaskan ke atmosfer. Nitrogen
oksida (NOx) dilepaskan ke atmosfer ketika pupuk yang mengandung
nitrogen digunakan dalam pertanian. Karbon
dioksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik seperti
kayu dan kotoran hewan juga dilepaskan ke atmosfer. Penggundulan hutan secara
ekstensif untuk pembukaan lahan pertanian turut mengurangi kemampuan tanah
dalam mengubah karbon dioksida di atmosfer. Kegiatan pertanian telah mengubah
komposisi gas-gas dan rumah kaca dan menambah panas atmosfer.
B.
Dampak
Perubahan Iklim
Perubahan
iklim terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup panjang, antara
50-100 tahun. Meskipun perlahan, dampaknya sebagaian besar permukaan bumi
menjadi panas. Berikut merupakan data-data dari IPCC (Intergovermental Panel on
Climate Change) yang menggambarkan kondisi perubahan iklim yang terjadi saat
ini;
a.
Telah
terjadi kenaikan suhu rata-rata sebesar 0,76 derajat Celcius antara periode
1850 – 2005.
b.
11
dari 12 tahun terakhir (1995-2006) merupakan tahun-tahun dengan rata-rata suhu
terpanas sejak dilakukan pengukuran suhu pertama kali pada tahun 1850.
c.
Telah
terjadi kenaikan permukaan air laut global rata-rata sebesar 1,8 mm per tahun
antara periode 1961 – 2003.
d.
Telah
terjadi kekeringan yang lebih intensif pada wilayah yang lebih luas sejak tahun
1970an, terutama di daerah tropis dan sub-tropis.
Terkait
dengan data tersebut, maka perubahan iklim akan mengakibatkan dampak yang
sangat dirasakan oleh manusia, antara lain;
1.
Peningkatan Permukaan Air Laut
karena naiknya suhu bumi
bisa mencairkan es di daerah kutub. Menurut IPCC (Intergovernmental Panel on
Climate Change), dalam 100 tahun terakhir telah terjadi peningkatan air laut
setinggi 10-25 cm. Sementara menurut laporan Greenpeace, diperkirakan pada
tahun 2100 mendatang akan terjadi peningkatan air laut setinggi 19-95 cm.
Peningkatan air laut setinggi 1 meter akan mengakibatkan hilangnya pulau atau
daratan di dunia;
§ Hilangnya daratan Mesir 1%,
Belanda 6%, Bangladesh 17,5% dan 80% di kepulauan Marshall
§ Tenggelamnya pulau-pulau
di, Fiji, Samoa, Vanutu, Jepang, Filipina, serta Indonesia. Hal ini berarti
puluhan juta orang yang hidup di pesisir pantai harus mengungsi ke daerah yang
lebih tinggi.
Naiknya permukaan air laut akan
mengakibatkan kurangnya daya tahan pesisir pantai sehingga rentan tehadap
erosi. Hal ini juga mengakibatkan rusaknya berbagai infrastruktur dan pemukiman
di tepi pantai. Fenomena ini bisa menimbulkan pengungsian.
Perubahan iklim juga
mengakibatkan terjadinya pergeseran musim karena terjadi perubahan tekanan dan
suhu udara. Implikasinya musim kemarau akan berlangsung lama sehingga dan
menimbulkan bencana kekeringan dan penggurunan. Negara-negara yang diperkirakan
akan mengalami kekeringan adalah Afrika, Eropa, Amerika Utara dan Australia.
Sementara di sisi lain, musim hujan akan berlangsung dalam waktu yang singkat
dengan intensitas curah hujan lebih tinggi sehingga menyebabkan bencana banjir
dan tanah longsor.
2. Terjadinya
Bencana Krisis Kemanusiaan
Karena kurangnya persediaan
bahan pangan akibat tingginya potensi gagal panen yang disebabkan perubahan
suhu yang tidak menentu, sehingga menurunkan produktivitas pertanian.
Produktivitas pertanian di daerah tropis akan menurun jika suhu rata-rata
global meningkat 1-2 derajat Celsius. Di sisi lain, mencairnya es di kutub akan
menimbulkan pemuaian massa air laut dan kenaikan air laut, sehingga hal ini
akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang. Adapun dampak akumulatif dari
keadaan ini adalah meluasnya bencana kelaparan dan meluasnya gizi buruk.
3.
Krisis Air Bersih
Krisis air ini disebabkan
oleh masa kekeringan sejak musim kemarau berkepanjangan. Kondisi tersebut,
disebabkan pergantian musim yang tidak stabil, sehingga daerah yang jarang air
terancam mengalami krisis air. Sumber kebutuhan air tawar sepertiga penduduk
dunia kering pada tahun 2100. Dan pada pertengahan abad ini, daerah subtropis
dan tropis yang kering akan mengalami kekurangan air sebanyak 10-30 persen
sehingga terancam bencana kekeringan.
4.
Meluasnya Berbagai Penyakit yang Mengancam Spesies
Manusia
Hal ini disebabkan oleh
naiknya suhu udara yang menyebabkan masa inkubasi nyamuk semakin pendek.
Dampaknya, penyakit yg ditularkan nyamuk akan berkembang biak dengan lebih
cepat. Penyebaran penyakit ini khususnya di daerah Tropis, seperti demam
berdarah, diare, malaria dan leptospirosis karena bertambahnya populasi
serangga (nyamuk) sebagai vektor penyakit. Gelombang panas yang melanda Eropa
tahun 2005 meningkatkan angka "heat stroke" (serangan panas kuat)
yang mematikan, infeksi salmonela, dan "hay fever" (demam akibat
alergi rumput kering).
5. Hilangnya
Berbagai Jenis Keaneragaman Hayati.
Perubahan suhu bumi yang
tidak menentu mengakibatkan hilangnya spesies flora dan fauna karena tidak
dapat beradaptasi, dan sekitar 20-30 persen spesies tanaman dan hewan akan
punah bila suhu rata-rata global naik 1,5-2,5 derajat Celsius. Selain itu,
naiknya suhu air akan meningkatkan keasaman laut. Bertambahnya Karbon dioksida
di atmosfer diperkirakan membawa dampak negatif pada organisme laut seperti
terumbu karang (cloral bleaching) dan punahnya spesies lain yang bergantung
pada organisme tersebut. Sehingga diperkirakan sekitar 80% spesies tanaman dan
binatang akan punah dalam satu abad mendatang Peningkatan suhu pada kemarau
mengakibatkan mudah terbakarnya ranting atau daun akibat gesekan sehingga
meningkatkan peluang kebakaran hutan.
6. Kerugian
Materi dan Non-Materi.
Pemanasan global yang
menimbulkan bencana akibat topan, banjir dan badai, kira-kira 150.000 jiwa
tewas setiap tahunnya. Tahun 2003, gelombang udara panas di Eropa menelan
25.482 jiwa dalam 20 tahun mendatang (sumber data WHO, UNEP, dan World
Meteorology Council). Selain itu, di tahun 2080 diperkirakan akan ada jutaan
orang terkena banjir setiap tahun akibat naiknya permukaan air laut. Risiko
terbesar terjadi di dataran rendah padat penduduk, khususnya delta-delta Asia
dan Afrika serta pulau-pulau kecil. Sedangkan perkiraan kerugian materi dari
perubahan iklim mencapi USD 11 Miliyar atau sekitar 110 triliyun pertahunnya.
7. Mencairnya
es di Kutub.
Perubahan
iklim yang disebabkan naiknya suhu permukaan bumi dapat menyebabkan mencairnya
es dan gletser di seluruh dunia, terutama di kutub Utara dan di kutub Selatan.
Sejak tahun 1960an, es di kutub dunia telah berkurang 10%, sementara ketebalan
es di kutub Utara telah berkurang 42% dalam 40 tahun terakhir (Prench, 2001).
Data lain menyebutkan hilangnya 10-20% gletser di pegunungan Alpen juga
menandai akibat pemanasan global ini. Dampak dari mencairnya kutub Utara dan kutub
Selatan akan mengakibatkan pemuaian massa air laut dan kenaikan air laut.
C.
Upaya
Pencegahan Peningkatan Perubahan Iklim
Mengingat begitu seriusnya dampak pemanasan global dan
perubahan iklim kiranya sangat penting untuk melakukan upaya-upaya pencegahan
terutama dimulai dari hal-hal kecil yang dapat kita lakukan pada skala rumah
tangga seperti berikut ini :
1.
Hemat
penggunaan listrik
a.
Gunakan
lampu hemat energi
b.
Pilih
alat-alat elektronik yang kapasitasnya sesuai kebutuhan rumah tangga, misalnya
Magic Com/Magic Jar sesuai kebutuhan sekeluarga sehari;
c.
Gunakan
mesin cuci sesuai kapasitasnya, bila cucian sangat sedikit sebaiknya
dikumpulkan dahulu hingga sesuai dg kapasitas mesin cuci kita;
d.
Matikan
alat-alat elektronik yang sedang tidak digunakan;
e.
Upayakan
rumah berventilasi baik sehingga tidak terlalu tergantung pada penggunaan Air
Condition (AC);
f.
Upayakan
rumah mendapatkan cahaya matahari secara optimal sehingga pada siang hari tidak
perlu menggunakan lampu.
2.
Hemat
penggunaan kertas dan tinta
a.
Untuk
keperluan menulis konsep/corat-coret sebaiknya menggunakan kertas bekas,
misalnya bekas print yang baliknya masih kosong;
b.
Batasi
penggunaan produk disposable/sekali pakai misalnya: tissue, diaper/pamper, dsb;
c.
Kertas-kertas
bekas dikumpulkan dan diberikan kepada pemulung.
3.
Hemat
penggunaan air
a.
Bila
menggunakan shower atau washtafel, matikan kran pada saat anda bercukur,
menggosok gigi dan kramas dengan cara ini anda dapat berhemat sampai dengan
lebih dari 6000 L air perminggu;
b.
Kumpulkan
air bekas mencuci sayur, gunakan air bekas ini untuk sekedar menyiram tanaman,
merendam lap-lap kotor dll.;
c.
Lakukan cuci
mobil menggunakan air dalam ember dan lap, jangan gunakan kran air;
d.
Periksa
secara berkala dan ganti kran atau pipa air yang mulai bocor, anda dapat
menghemat hingga 9500 Liter air perbulan.
4.
Hemat
penggunaan bahan bakar
a.
Lakukan
perawatan yang baik pada mesin kendaraan anda;
b.
Periksa
tekanan ban kendaraan anda, tekanan ban yang akurat dapat menghemat BBM;
c.
Hindari
penggunaan kendaraan yang sistem pembakaran pada mesinnya sudah tidak efisien;
d.
Gunakan
kendaraan sesuai kebutuhan, misalnya jika hanya bepergian sendiri lebih baik
gunakan sepeda motor daripada mobil;
5.
Pengelolaan
sampah/limbah yang baik
a.
Pisahkan
sampah organik dan non organik, sampah organik misalnya : kulit buah, sisa
sayur, sisa pangkasan tanaman, daun-daun kering dsb. Dapat dibuat kompos;
b.
Hindari
membakar sampah.
c.
Bila
berbelanja bawalah tas belanjaan sendiri, sehingga menghindari penggunaan tas
plastik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar