Kamis, 28 Maret 2013

INFO KESMAS TERKINI




Kemacetan, Transportasi Masal Dan Kesehatan Masyarakat


Hujan deras menyebabkan volume mobil di jalan bertambah, mereka yang terbiasa memakai motor ketika terang memilih mengeluarkan mobilnya untuk melindungi diri dari air, ditambah struktur jalan yang sempit dan beberapa bagiannya yang rusak sudah cukup membuat jalan-jalan di kota Denpasar yang sudah sering terserang kemacetan menjadi macet total. Dari sudut pandang keekonomian, mungkin banyak yang menyadari betapa kerugian yang ditimbulkan; mulai dari waktu yang terbuang, bahan bakar yang tidak efisien, nilai penyusutan kendaraan, dan berbagai nilai keekonomian lainnya. Yang kemudian agak jarang dibicarakan atau jarang dijadikan alasan untuk mengatasi segera masalah kemacetan ini adalah hubungannya dengan kesehatan masyarakat. Berbagai isu terkait kemacetan termasuk di Denpasar lebih banyak berputar pada kerugian ekonomi dan kenyamanan berkendara jarang menyinggung kesehatan.
Kemacetan sungguh berhubungan erat dengan derajat kesehatan masyarakat, seperti yang kita ketahui derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh salah satunya angka kematian dan juga kesakitan, nah indikator inilah yang berhubungan erat dengan kemacetan. Tak pelak lagi kemacetan berhubungan erat dengan meningkatnya tingkat stress pengguna jalan, siapapun dia secara pribadi pasti pernah merasakan emosi yang meningkat jika terjebak kemacetan apalagi jika mengejar waktu, disinilah sumber masalah tersebut. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan stress menimbulkan ketidakseimbangan hormonal yang berujung pada banyak gangguan metabolisme tubuh dan bahkan masalah mental. Sebuah survey pada pembacanya yang dilakukan the Telegraph pada tahun 2002 menunjukkan bahwa sebanyak 32% pembacanya stress setelah terjebak kemacetan, bahkan lebih tinggi dari pembaca yang stress setelah memperoleh tagihan pajak. Stress berhubungan erat dengan penurunan ketahanan tubuh dan berujung pada kerentanan penyakit.
Yang tidak kalah membahayakan adalah polusi yang ditimbulkan kendaraan. Jika terjebak kemacetan, kendaraan cenderung melaju dengan porseneling rendah, situasi ini cenderung memboroskan bahan bakar dan menghasilkan gas buang yang kurang bersih, ditambah dengan tingginya penggunaan kendaraan berusia tua yang tidak memperoleh uji emisi atau kelayakan jalan bisa terlihat bagaimana tinginya pencemaran akibat emisi gas buang ini. Sebagai hasilnya, pernahkan anda bayangkan kemacetan juga  juga merugikan kesehatan penduduk yang tinggal di sekitar area kemacetan? Berbagai penyakit akan mengancam, yang paling sering adalah gangguan pernafasan dan paling berbahaya adalah kanker. Studi yang dilakukan di Bangkok dengan tingkat polusi dan kemacetannya lebih rendah dari Jakarta menunjukkan bahwa kemacetan “mengancam” kesehatan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Bisa kita perkirakan hal yang sama juga terjadi pada kasus kasus kemacetan di beberapa kota besar di Iindonesia. Terekspos benzena kronis akibat pembakaran BBM adalah ancaman serius pada peningkatan resiko terserang kanker pada penduduk perkotaan yang dekat dengan kemacetan.
Apakah kemudian berhenti sampai di sana, tidak hazard yang ditimbulkan kemacetan bagi kesehatan masyarakat masih sangat banyak. Satu contoh lainnya adalah kebisingan suara yang ditimbulkan kemacetan, tidak hanya berasal dari bunyi mesin tetapi juga bunyi sirene. Pengendara yang tidak sabar dan stress akibat macet seringkali bertindak irasional dengan membunyikan sirene berulang kali. Akibatnya tidak hanya pengendara yang tambah stress, penduduk sekitarnya pun akan tambah pusing. So, kalau dikait-kaitkan, kemacetan-stress-taya tahan tubuh lemah-polusi-gangguan pernafasan-resiko kanker-masalah kesehatan masyarakat.
Pengembangan transportasi masal adalah solusi yang harus dipikirkan serius dan dieksekusi secara tegas, saya tidak akan masuk bagaimana caranya karena tidak berkompeten, tetapi jika semboyan lebih baik mencegah adalah benar maka sudah saatnya perjuangan advokasi mengatasi kemacetan juga menyajikan bukti-bukti terkait masalah kesmas yang ditimbulkannya.